Alfabet Bahasa Inggris Dan Cara Bacanya
Buah dengan Vitamin dan Mineral
Buah-buahan seperti kiwi dan delima juga dikenal karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Mereka mengandung banyak vitamin dan mineral yang baik untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan jantung.
Buah dengan Nama Unik
Buah-buahan seperti ugli fruit dan tamarillo mungkin memiliki nama yang tidak biasa tetapi menawarkan rasa yang memuaskan dan nilai gizi yang tinggi.
Buah-buahan tidak hanya lezat untuk dinikmati tetapi juga kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan kita. Berikut adalah daftar 100 nama buah dalam Bahasa Inggris beserta cara membacanya secara fonetik:
Buah-buahan ini tidak hanya menyegarkan tetapi juga kaya akan serat, vitamin, dan antioksidan yang baik untuk tubuh. Selain itu, beberapa buah juga memiliki rasa yang manis, asam, atau kombinasi keduanya yang membuatnya sangat disukai oleh banyak orang.
Mau lancar Bahasa Inggris? Baca panduan lengkap bahasa Inggris, TOEFL, IETLS & Beasiswa ini.
Buah dengan Nilai Gizi Baik
Buah-buahan seperti açaí dan custard apple mungkin kurang dikenal di beberapa tempat, tetapi memiliki nilai gizi yang sangat baik dan sering digunakan dalam berbagai hidangan tradisional.
Buah Unik untuk Camilan
Buah-buahan ini memberikan berbagai pilihan untuk dinikmati sebagai camilan sehat atau diolah menjadi hidangan yang menggugah selera.
Mengonsumsi berbagai jenis buah merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat. Dengan mengetahui nama buah dalam Bahasa Inggris beserta cara membacanya secara fonetik, kita dapat lebih memahami dan mengapresiasi keberagaman buah-buahan yang ada di dunia ini.
Nah, untuk mendalami beragam skill, membangun portfolio dan praktek bareng senior profesional dari berbagai top companies, coba kunjungi website MySkill. Terdapat berbagai program untuk menyiapkan karir profesional kamu di berbagai bidang. Kamu bisa belajar secara fleksibel di 1.000+ materi eLearning bersertifikat yang dibuat oleh praktisi dari berbagai perusahaan ternama. Selain itu, juga bisa belajar secara online dan live di Intensive Bootcamp bersertifikat yang fokus pada praktek hingga membangun portfoliomu. Ada pula program Review CV dan Persiapan Wawancara kerja untuk mematangkan persiapanmu dalam melamar kerja. Kamu juga bisa mengikuti Prediction Test / TryOut untuk TOEFL ITP, Seleksi CPNS dan lainnya di MySkill.
Dibuat oleh tim MySkill, startup pengembangan skill dan karir terbesar di Indonesia, mendapatkan penghargaan LinkedIn Top Startup pada 2022, 2023 dan 2024. Beberapa referensi: Kompas, IDN Times, Forbes, Indeed, Semrush, Hubspot, AIHR, Nielsen Norman Group, Xero, Atlassian, Canva, W3, Grammarly dan sebagainya. Direview oleh Fahri Alba, Senior Career Advisor.
Terdapat banyak sekali kosakata bahasa Indonesia yang menyerap kosakata bahasa Belanda. Contoh: oom (paman), tante (tante), situatie (situasi), handoek (handuk), dsb.
Banyak sekali orang yang mempelajarai bahasa Belanda dikarenakan banyak kosa kata yang serupa karena adanya penyerapan tersebut sehingga itu mepermudah bagi mereka dalam menghapal kosa kata bahasa Belanda.
Aa → huruf ini diucapkan seperti a dalam kata ‘aku’.
Ee → huruf ini diucapkan seperti e dalam kata ‘rel’.
Ii → huruf ini diucapkan seperti i dalam kata ‘kisah’.
Oo → huruf ini diucapkan seperti o dalam kata ‘komando’.
Uu → huruf ini diucapkan seperti u dalam kata 'mur'
Ei dan ij → bunyinya antara e pada kata ‘karet’ dan ai dalam kata ‘main’. Contoh: kata ‘kij’ dibaca sebagai ‘kei’.
Ou dan au → diucapkan seperti ao dalam kata ‘kaos'.
Ieu → huruf ini diucapkan seperti iu dalam kata ‘siul’.
Aai → huruf ini diucapkan seperti ai dalam kata ‘kain’.
Eeu → huruf ini diucapkan seperti ew dalam kata ‘lewat’.
Ooi → huruf ini diucapkan seperti oi pada kata ‘amboi'
Oei → huruf ini diucapkan seperti ui pada kata ‘buih’
Ui → bunyinya seperti eu.
B → seperti huruf b pada kata ‘baik’.
C → bunyinya yaitu k apabila di depan konsonan. Contoh: ‘club’ diucapkan sebagai ‘klab’. Apabila berada di depan a, o, u contoh: ‘calcium’ dibaca ‘kalsium’, apabila huruf c di depan huruf I dan e → diucapkan s. Contoh: ‘cilia’ diucapkan sebagai ‘silia’.
Ch → bunyinya seperti kata Arab. Contoh: ‘khabar’ diucapkan kh seperti pada huruf arab. Jika ada di awal kata, berada di depan huruf hidup, maka ch diucapkan sy. Contoh: ‘chef’, dibaca sebagai ‘syef’.
D → huruf ini diucapkan seperti d dalam kata 'Dena'
F → huruf ini diucapkan seperti f dalam kata 'Fasih'
G →huruf ini diucapkan seperti kh dalam kata Arab. Contoh: ‘khabar’
H → huruf ini diucapkan seperti h dalam kata 'hasil'
J → huruf ini diucapkan seperti j dalam kata 'jam'
K → huruf ini diucapkan seperti k dalam kata 'kami'
L → huruf ini diucapkan seperti l dalam kata 'las'
M → huruf ini diucapkan seperti m dalam kata 'mas
N → huruf ini diucapkan seperti n dalam kata 'nabi'
P → huruf ini diucapkan seperti p dalam kata 'pukul'
R → huruf ini diucapkan seperti r dalam kata 'rem'
S → huruf ini diucapkan seperti s dalam kata 'sol'
T →huruf ini diucapkan seperti t dalam kata 'tahu
W → huruf ini diucapkan seperti w dalam kata 'wol'
Ng → huruf ini diucapkan seperti ng dalam kata 'sang' huruf tersebut tidak ditemukan pada awal kata, melainkan ditemukan pada bagian pertengahan kata dan juga pada akhir suatu kata. Contoh: ‘zingen', ’mening’
Qu →hanya ada pada awal kata dan diucapkan seperti kw Contoh: ‘Qualiteit’, diucapkan sebagai ‘Kwaliteit’.
V → diucapkan seperti f
Z → huruf ini diucapkan seperti z dalam kata 'zumba'
Alfabet bahasa Indonesia modern adalah alfabet yang digunakan secara luas dalam bahasa Indonesia hingga saat ini. Alfabet bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf alfabet Latin dasar ISO tanpa diakritik apapun. Alfabet bahasa Indonesia juga mengenal beberapa dwihuruf, yang terbagi dalam konsonan ganda (ng, ny, kh, dan sy), monoftong (eu), dan diftong (ai, au, ei, dan oi), untuk menuliskan bunyi lafal yang ada dalam bahasa Indonesia tetapi tidak tersedia dalam alfabet Latin dasar. Namun semua dwihuruf tersebut tidak dianggap sebagai huruf terpisah dalam bahasa Indonesia.
Alfabet bahasa Indonesia pada saat ini menggunakan sistem ortografi Ejaan yang Disempurnakan (EYD) edisi kelima, yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) No. 0424/I/BS.00.01/2022.[1] Alfabet bahasa Indonesia dapat ditulis dalam berbagai macam gaya penulisan, termasuk gaya huruf lepas dan huruf tegak bersambung yang umum dikenal di Indonesia.
Bahasa Indonesia menggunakan sistem alfabet yang diadopsi dari alfabet bahasa Belanda dengan beberapa perubahan fonem sepanjang dan setelah kolonialisme Belanda. Ortografi bahasa Indonesia merupakan ortografi fonemik, yakni setiap grafem (terutama huruf) melambangkan persis satu fonem (bunyi huruf), meskipun tidak sepenuhnya demikian karena adanya alofon dan pengecualian huruf e. Bahasa Indonesia jauh lebih stabil secara fonemis daripada dialek-dialek bahasa Melayu lain, termasuk bahasa Malaysia sebagai basantara di Malaysia.[2]
Alfabet bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf, yaitu 5 huruf vokal (a, e, i, o, dan u) dan 21 huruf konsonan (b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z)
Bunyi /e/ kadang dilafalkan sebagai [ɛ], yang dianggap sebagai alofon.
Huruf q jarang digunakan di Indonesia, karena umumnya diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi huruf k. Huruf ini tetap diserap demikian bila kata yang mengandungnya khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang tertentu.
Huruf x yang terletak di awal kata diucapkan sebagai /s/.
Selain itu, terdapat pula beberapa dwihuruf yang tidak dianggap sebagai alfabet yang terpisah.
Vokal pendek ditulis dengan satu huruf, misalnya straf, pil, wet, zon. Satu vokal yang berada di tengah dan diikuti dua kosonan diucapkan pendek, misalnya bentuk jamak straffen, pillen, bussen, wetten, zonnen.
Vokal panjang biasanya ditulis dengan dua vokal yang sama, misalnya zaak, huur, steen, boom. Vokal panjang ditulis dengan satu vokal, apabila berada di tengah dan diikuti suku kata yang lain, misalnya untuk jamak zeken,huren, stenen, bomen (diucapkan ze-ken, hu-ren, ste-nen, bo-men).
0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Halaman ini berisi artikel tentang bentuk modern. Untuk bentuk kuno, lihat
Alfabet Yunani (bahasa Yunani Kuno: Ἑλληνῐκό ἀλφάβητος, translit. Hellenĭkó alfábetos; bahasa Yunani: Ελληνικό αλφάβητο, translit. Elli̱nikó alfávi̱to) adalah sebuah alfabet yang terdiri dari 24 huruf yang telah digunakan untuk menuliskan bahasa Yunani sejak akhir abad ke-9 SM atau awal abad ke-8 SM.[2] Alfabet Yunani merupakan alfabet tertua yang masih digunakan secara terus-menerus hingga sekarang. Huruf-huruf ini juga digunakan untuk mewakili angka Yunani sejak abad ke-2 SM.
Di bawah ini adalah sebuah tabel yang menampilkan huruf-huruf Yunani, juga bentuknya ketika dijadikan huruf Romawi. Tabel ini juga menyediakan bentuk huruf Fenisia yang diambil oleh setiap huruf Yunani. Pengucapan dijelaskan dengan Alfabet Fonetis Internasional.
Perlu dicatat bahwa pengucapan klasik yang diberikan di bawah ini adalah pengucapan di Attika pada akhir abad ke-5 SM hingga awal abad ke-4 SM (sebelum Periode Helenistik yang dibawa oleh Aleksander Agung yang memopulerkan bahasa Yunani Koine).
^1 Hanya digunakan di tengah kata. ^2 Hanya digunakan di akhir kata.
Selama Peradaban Mikenai, pada abad ke-16 hingga ke-12 SM, aksara Linear B digunakan untuk menulis bentuk bahasa Yunani tertua yang diketahui. Aksara tersebut lalu terakhir muncul pada abad ketiga belas SM, tidak ada kaitan ataupun hubungan kerabat dengan alfabet Yunani. Setelah itu, masa kekosongan bukti atau melek aksara yang dikenal sebagai Zaman Kegelapan Yunani. Pada akhir abad kesembilan SM atau awal abad kedelapan SM, bangsa Yunani mulai menggunakan alfabet yang diturunkan dari dari abjad Fenisia yang umum digunakan untuk menulis bahasa Semit Barat, bangsa Yunani saat itu menyebutnya Φοινικήια γράμματα (berarti "huruf-huruf Fenisia").[5] Namun, abjad Fenisia terbatas untuk mewakili bunyi-bunyi konsonan. Ketika digunakan untuk menulis bahasa Yunani, huruf-huruf konsonan tertentu mulai bergeser untuk mewakili bunyi-bunyi vokal. Penggunaan vokal dan konsonan menjadikan Yunani sebagai jenis alfabet pertama yang diketahui, yang berbeda dengan jenis abjad untuk menulis bahasa-bahasa Semit, yang memiliki huruf-huruf hanya untuk mewakili bunyi konsonan.
Bangsa Yunani awalnya menyerap semua 22 huruf abjad Fenisia. Lima huruf diubah untuk mewakili bunyi vokal dan semivokal: /j/ (yod) dan /w/ (waw) digunakan mewakili masing-masing bunyi [i] (Ι, iota) dan [u] (Υ, upsilon); Konsonan letup celah-suara /ʔ/ (alef) digunakan mewakili bunyi [a] (Α, alfa); konsonan faringeal /ʕ/ (ʿayin) diubah untuk mewakili bunyi [o] (Ο, omikron); dan huruf untuk bunyi /h/ (he) diubah untuk mewakili bunyi [e] (Ε, epsilon). Sebuah bentuk ganda dari waw juga diserap sebagai konsonan untuk [w] (Ϝ, digama). Selain itu, huruf Fenisia untuk konsonan emfatis /ħ/ (het) diserap dalam dua fungsi berbeda oleh dialek-dialek Yunani yang berbeda: sebagai huruf untuk mewakili bunyi /h/ (Η, heta) oleh dialek-dialek yang memiliki bunyi seperti itu, dan sebagai huruf vokal tambahan untuk bunyi /ɛː/ (Η, eta) panjang, oleh dialek-dialek yang tidak memiliki konsonan napas kasar. Kemudian, huruf vokal ketujuh untuk bunyi /ɔː/ (Ω, omega) panjang juga dibuat tanpa serapan dari abjad Fenisia.
Bahasa Yunani juga memperkenalkan tiga huruf konsonan baru untuk bunyi konsonan teraspirasi dan gugus konsonannya: Φ (fi) untuk mewakili bunyi /pʰ/, Χ (khi) untuk mewakili bunyi /kʰ/, dan Ψ (psi) untuk mewakili bunyi /ps/. Dalam alfabet Yunani Kuno ragam barat, Χ malah digunakan untuk mewakili bunyi /ks/ (menjadi asal-usul huruf Xx (eks) dalam alfabet Latin) dan Ψ untuk mewakili bunyi /kʰ/.
Awalnya ada banyak ragam alfabet Yunani, yang berbeda dalam penggunaan dan non-penggunaan huruf vokal dan konsonan tambahan dan beberapa fitur lainnya. Ragam-ragam alfabet umumnya terbagi menjadi empat jenis utama menurut perlakuan yang berbeda dari huruf tambahan untuk konsonan teraspirasi (/pʰ, kʰ/) dan gugus konsonan (/ks, ps/). Empat jenis ini sering secara umum diberi label sebagai jenis "hijau", "merah", "biru muda", dan "biru tua", berdasarkan peta berkode warna dalam karya mani abad ke-19 dengan judul, Studien zur Geschichte des griechischen Alphabets oleh Adolf Kirchhoff (1867).
Jenis "hijau" (atau selatan) adalah yang paling kuno dan paling dekat dengan Fenisia. Jenis "merah" (atau barat) adalah yang kemudian disebarkan terus ke daerah Barat dan menjadi leluhur alfabet Latin, dan memiliki beberapa hal penting yang menjadi ciri perkembangan selanjutnya. Jenis "biru" (atau timur) adalah leluhur dari alfabet Yunani baku modern. Athena dan daerah sekitarnya di Attika menggunakan bentuk setempat dari jenis alfabet "biru muda" hingga akhir abad ke-5 SM, yang tidak mempunyai huruf konsonan Ξ dan Ψ serta huruf vokal Η dan Ω. Dalam ragam Attika, digraf ΧΣ mewakili bunyi /ks/, dan digraf ΦΣ mewakili bunyi /ps/. Ε digunakan untuk tiga bunyi /e, eː, ɛː/ (sesuai dengan Ε, ΕΙ, Η pada zaman Klasik), dan Ο digunakan untuk mewakili bunyi /o, oː, ɔː/ (masing-masing sesuai dengan Ο, ΟΥ, Ω pada zaman klasik). Huruf Η (heta) digunakan untuk mewakili bunyi /h/. Beberapa ragam huruf lokal juga merupakan ciri khas tulisan Athena, beberapa di antaranya sama dengan alfabet Euboia (tetapi digolongkan sebagai jenis alfabet "merah"): yaitu Λ yang menyerupai huruf L di alfabet Latin () dan bentuk Σ yang menyerupai huruf S di alfabet Latin ().
*Upsilon juga diturunkan dari huruf waw ().
Alfabet klasik dua puluh empat huruf yang sekarang digunakan untuk mewakili alfabet Yunani baku modern pada awalnya adalah alfabet Ionia setempat. Pada abad ke-5 SM, ragam Ionia mulai umum digunakan oleh banyak penduduk Athena. Pada k. 403 SM, atas saran dari arkhon bernama Eukleides, Majelis Athena secara resmi meninggalkan alfabet Attika kuno dan mengadopsi alfabet Ionia sebagai bagian dari reformasi demokrasi setelah penggulingan Tiga Puluh Tiran. Karena peran Eukleides yang menyarankan untuk mengadopsi alfabet Ionia, alfabet Yunani baku modern dua puluh empat huruf kadang-kadang dikenal sebagai "alfabet Eukleides". Kira-kira tiga puluh tahun kemudian, alfabet Eukleides diadopsi di Boiotia dan mungkin telah diadopsi beberapa tahun sebelumnya di kerajaan Makedonia. Pada akhir abad keempat SM, alfabet Eukleides menggantikan alfabet-alfabet setempat di seluruh daerah berbahasa Yunani untuk menjadi bentuk baku alfabet Yunani.
Alfabet Yunani diturunkan menjadi aksara-aksara sebagai berikut:
Alfabet Armenia dan Alfabet Georgia diduga dibuat berdasarkan model alfabet Yunani, tetapi huruf-hurufnya sangat berbeda.[15]
Pengalaman Sensorik Berbeda dalam Buah
Buah-buahan seperti jabuticaba dan miracle fruit terkenal karena rasa unik mereka yang dapat memberikan pengalaman sensorik yang berbeda dari buah-buahan biasa.
Tertarik jadi Graphic Designer? Baca Graphic Designer di sini.
Buah dengan Rasa Unik dan Bernutrisi
Buah-buahan seperti salak dan sapodilla mungkin tidak sepopuler yang lainnya tetapi memiliki rasa yang unik dan kandungan nutrisi yang tidak kalah pentingnya.
Buah dengan Antioksidan
Buah-buahan ini tidak hanya bervariasi dalam rasa dan tekstur tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang unik. Misalnya, plum dan cranberry kaya akan antioksidan yang baik untuk menjaga kesehatan kulit dan sistem pencernaan.
Buah untuk Hidangan dan Camilan
Buah-buahan ini tidak hanya lezat sebagai camilan tetapi juga dapat diolah menjadi berbagai hidangan seperti salad buah, jus segar, atau bahkan dalam kue dan es krim.
Mau jago Microsoft Excel? Simak panduan lengkap Excel di sini.